Pages

Tuesday, January 10, 2012

T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI


T O K S I K O L O G I
KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI

Dr. Mansyur, DAKK
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan :

Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai
disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik
Medicine dan lain-lain.
Disamping itu ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu
lainnya, dan ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalam membuat
definisi yang singkat dan tepat mengenai TOKSIKOLOGI.
Sebagai contoh : menurut Ahli Kimia : TOKSIKOLOGI adalah ilmu yang
bersangkutan paut dengan effek-effek dan mekanisme kerja yang merugikan dari
agent-agent Kimia terhadap binatang dan manusia.
Sedangkan dari para ahli FARMAKOLOGI : TOKSIKOLOGI merupakan cabang
FARMAKOLOGI yang berhubungan dengan effek samping zat kimia didalam sistem
biologik.
Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar hali-ahli dibidangnya
masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang sesuai dengan
keahliannya.
Dari contoh definisi-definisi diatas, nyata terlihat ada beberapa unsur didalam
TOKSIKOLOGI yang saling berinteraksi untuk menghasilkan unsur sentral yakni
AMAN.
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai mana aman,
unsur-unsur Toksikologi dan bidang-bidang Toksikologi.
Bahaya Dan Keamanan :
Dalam peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi, faktor yang dikhawatirkan
bukanlah sifat racun yang ada didalam zat itu sendiri melainkan bahaya yang
mengiringi pemakaiannya.
Bahaya (= Risk) adalah kemungkinan satu zat menghasilkan hal yang merugikan
dibawah keadaan-keadaan yang telah ditentukan.
Keamanan (= Safety) adalah kebalikan dari risk (= bahaya), adalah kemungkinan
bahwa hal yang merugikan itu tidak akan terjadi dibawah keadaan-keadaan yang
telah ditentukan.
Tergantung pada keadaan-keadaan penggunaannya, bahan kimia yang toksis bisa
kurang berbahaya dari satu bahan yang relatif non toksis.
Perkiraan mengenai bahaya diambil dari perhitungan effek-effek yang merugikan
terjadi atas individu-individu dan atas masyarakat dari penggunaan satu bahan
dalam jumlah dan dalam cara yang diusulkan.
Perkiraan ini penting untuk mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang merugikan
pada lingkungan sebagaimana effek-effek yang lebih langsung pada kesehatan
manusia.
Pertanyaan mengenai apa yang menentukan suatu bahaya dapat diterima
merupakan suatu keputusan kira-kira.
Keputusan-keputusan demikian mempunyai banyak segi dan rumit dan melibatkan
dan satu keseimbangan antara resiko dan keuntungan.
2002 digitized by USU digital library 2
Resiko tinggi boleh jadi dapat diterima dalam penggunaan obat-obatan yang
menyelamatkan kehidupan, tetapi tidak dapat diterima untuk additif-additif
makanan.
Beberapa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal penetapan “suatu
resiko yang dapat diterima” adalah :
1. Kebutuhan yang ditemukan dengan bahan itu
2. Ketepatan dan dapat diperolehnya zat-zat pengganti untuk mendapatkan
kebutuhan yang ditentukan
3. Mendahului meluasnya pemakaian oleh umum
4. Pengerahan pertimbangan-pertimbangan
5. Perimbangan ekonomis
6. Pengaruh-pengaruh pada kwalitas lingkungan
7. Mempertahankan sumber-sumber alam.
Mengenai cara-cara pengambilan keputusan yang berdasarkan pertimbanganpertimbangan
diatas dibicarakan dalam Reguatory toxicology mengenai bahaya.
ANEKA WARNA DOSIS TOKSIS :
Orang dapat menentukan (mendefinisikan) satu racun sebagai setiap agent
sanggup menghasilkan satu jawaban yang merusak dalam system biologi, gangguan
fungsi yang serius atau menghasilkan kematian.
Bagaimanapun, ketentuan diatas bukanlah satu definisi yang berguna untuk
diterapkan dengan alasan yang sangat sederhana bahwa setiap zat kimia yang
dikenal memiliki kekuatan untuk menghasilkan kerusakan atau kematian jika berada
dalam satu jumlah yang cukup.
PARACELSUS (1493 – 1541) mengutarakan ini dengan cukup baik melalui
pernyataannya sebagai berikut : SEMUA ZAT-ZAT ADALAH RACUN, DISANA TIDAK
ADA YANG BUKAN RACUN. DOSIS YANG TEPAT YANG MEMBEDAKAN SATU RACUN
DENGAN SATU OBAT.
Diantara zat-zat kimia disana ada satu aneka warna (= spectrum) yang lebar
mengenai dosis yang diperlukan untuk menghasilkan effek-effek yang merugikan,
luka yang serius ataupun kematian.
Ini ditunjukkan oleh TABEL (2-1) yang memperlihatkan dosis bahan kimia yang
diperlukan untuk menghasilkan kematian dalam 50% dari binatang-binatang yang
diberi dosis tersebut.
TABEL (2-1) : LD50 AKUT dari bermacam-macam agent-agent kimia yang dipilih.
AGENT LD50 (mg/kg)
Ethyl alcohol 10,000
Sodium chloride 4,000
Ferrous Sulfate 1,500
Morphine Sulfate 900
Phenobarbital Sodium 150
DDT 100
Picrotoxin 5
Strychnine Sulfate 2
Nicotine 1
d-Tubocurrarine 0,5
Hemicholinium-3 0,2
Tetrodotoxin 0,10
Dioxin (TCDD) 0,001
Botulinus toxim 0,00001
Beberapa zat kimia akan menghasilkan kematian dalam dosis MIKROGRAM dan biasa
disebut sebagai SANGAT BERACUN.
2002 digitized by USU digital library 3
Bahan kimia lain boleh jadi secara relatif kurang berbahaya mengikuti kelebihan
dosis beberapa gram.
Tingkatan-tingkatan daya racun telah dirancang berdasarkan lebarnya perobahan
dalam dosis zat kimai yang diperlukan untuk menghasilkan kematian.
Satu contoh penggolongan-penggolongan demikian ditunjukkan dalam TABEL (2-2)
yang menyediakan penilaian atau penggolongan daya racun yang didasarkan atas
dosis per oral yang mungkin untuk manusia.
Penggolongan-penggolongan demikian hanya kwalitatif tetapi mereka melayani satu
tujuan yang berguna dan praktis, terutama bagi seorang toxicologist yang ditanyai
oleh seseorang dari disiplin ilmu yang lain, “Bagaimana sifat racun bahan kimia ini?”
UNSUR-UNSUR TOKSIKOLGI :
Pada bagian PENDAHULUAN sudah dijelaskan bahwa untuk menyusun
Toksikologi yang sederhana, tepat, dan lengkap adalah cukup sulit.
Bagaimanapun, pada definisi itu terdapat sejumlah unsur-unsur yang biasa untuk
Toksikologi moderen.
Orang dengan segera dapat menentukan 3 unsur-unsur yang saling
berhubungan yang diperlukan.
1. Disana harus ada agent kimia atau fisika yang sanggup menghasilkan respon
(= tanggapan).
2. Orang harus mengenali satu system biologis yang dapat bekerja sama dengan
agent untuk menghasilkan respon.
3. Disana harus ada satu respon yang dapat difikirkan menjadi perusak si
system biologi tersebut.
Melalui pembicaraan tersebut.
Jelas disana juga harus ada Cara-cara yang digunakan oleh agent dan system
biologi untuk saling bekerja sama.
Melalui pembicaraan tersebut, jelas bahwa unsur pusat dari Toksikologi
adalah rencana mengenai penggunaan yang aman dari bahan kimia. Pemakaian
istilah “Racun (= Poisons) sendiri adalah tidak tepat, karena setiap zat kimia
yang berguna adalah racun.
Kata-kata itu juga sudah digunakan untuk tujuan-tujuan sah yang terbatas.
Selanjutnya, sebagai satu bagian besar dari ilmunya, ahli toksikologi mempunyai
satu sumbangan untuk membuat pengenalan dari “bahaya” yang ditentukan
sebagai kemungkinan akan dihasilkan luka atau kerusakan oleh satu zat kimia
dibawah kondisi-kondisi khusus, dan menegakkan batas-batas keamanan yang
ditetapkan sebagai ketentuan secara praktis bahwa kerusakan tidak akan
dihasilkan dari pemakaian suatu zat dibawah kondisi-kondisi khusus dari jumlah
dan cara pemakaian kimia tersebut.
Sumbangan-sumbangan ini dapat dibuat dalam berbagai cara-cara yang
kebanyakan menampilkan ukuran-ukuran dari sifat racunnya yang ditentukan
sebagai kekuatan suatu zat untuk menghasilkan kerusakan.
Dalam masa perkembangan Toksikologi sebagai suatu ilmu, untuk lain yang
penting bahkan utama, adalah “mengapa” mengenai jawaban toksis.
Penelitian dasar dibutuhkan untuk menentukan system biologis dan sampai pada
satu tempat kerja dan menentukan peristiwa-peristiwa molekul yang mendasari
perubahan-perubahan yang terjadi.
Perlu diulangi bahwa ilmu toksikologi cepat berkembang meskipun secara nyata
dapat ditemukan gambaran-gambaran yang stabil.
Dikarenakan perkembangannya yang cepat, orang dapat mengharapkan
perobahan-perobahan selanjutnya dalam bagian-bagian dari padanya dan dalam
peran-peran yang dapat dimainkan oleh para ahli toksikologi.
2002 digitized by USU digital library 4
Jelas bahwa bidang studi ini dimasa-masa yang akan datang semakin menarik.
BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI :
Berdasarkan keahliannya, kegiatan-kegiatan para ahli toksikologi terbagi atas
3 (tiga) golongan : Descriptive, mechanistic, dan regulatory toksikologist.
DESCRIPTIVE TOXICOLOGIST :
Descriptive Toxicologist secara langsung berhubungan dengan pengujianpengujian
sifat racun. Pengujian-pengujian racun yang tepat dalam binatangbinatang
percobaan ditemukan menghasilkan informasi yang dapat digunakan
untuk menilai bahaya yang ditujukan ke manusia dan lingkungan oleh
pemaparan ke bahan-bahan kimia tertentu.
Hubungan itu bisa dibatasi ke effek-effek pada manusia seperti dalam hal obatobatan
atau tumbuh-tumbuhan tambahan pada makanan.
Bagaimanapun ahli-ahli toksikologi di industri kimia mesti berhubungan tidak saja
dengan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh perusahaan kimia tersebut
(insektisida, herbisida, pelarut-pelarut dan lain-lain) kemanusiannya sendiri,
tetapi juga dengan pengaruh-pengaruhnya yang kuat terhadap ikan-ikan,
burung-burung, tanaman-tanaman dan faktor-faktor lain yang mungkin
menganggu keseimbangan ekosistem.
MECHANISTIK TOKSIKOLOGIST :
Machanistik toksikologist aktifitasnya berhubungan dengan penguraian
mekanisme yang dipergunakan oleh zat-zat kimia dalam mengembangkan effekeffek
toksis mereka pada organisme-organisme hidup.
Hasil pemahaman-pemahaman ini sering mengarah ke pengujian-pengujian yang
merupakan ramalan yang sensitive yang berguna dalam memperoleh informasi
untuk menaksir bahaya, untuk membantu berkembangnya bahan-bahan kimia
yang lebih aman atau menyarankan pengobatan yang masuk akal untuk gejalagejala
keracunan.
Sebagai tambahan, pemahaman atas sifat-sifat racun dari fluoro organic alcoholalkohol
dan asam-asam memberi sumbangan ke pengetahuan mengenai
metabolisme karbohidrat dan lipid; pengetahuan dari pengaturan perbedaan ion
dalam membran-membran axon syaraf telah sangat terbantu oleh pemahamanpemahaman
racun-racun alam dan sintesis seperti tetrodo toxin dan DDT.
Mechanistic Toxicologist aktif di universitas, dalam institut-institut penelitian yang
didukung oleh pemerintah ataupun pihak-pihak swasta, dan didalam industri
obat-obatan dan kimia.
REGULATORY TOXICOLOGIST :
Bidang ini memiliki tanggung jawab langsung memutuskan atas dasar data
yang disediakan oleh descriptive toxicology apakah satu obat atau zat kimia
mempunyai bahaya yang cukup rendah untuk dipasarkan bagi penggunaan yang
dijelaskan.
F.D.A (= Food and Drug Adminsitration) bertanggung jawab untuk pengakuan
terhadap obat-obatan, kosmetika bahan additif pada makanan-makanan yang
dipasarkan.
E.P.A (= Environmental Protection Agency) bertanggung jawab untuk pengaturan
banyak zat-zat kimia yang lain.
Regulatory Toxicologist juga terlibat dalam penegakkan standard-standar untuk
jumlah bahan-bahan kimia yang diizinkan dalam udara sekitar, dalam air minum,
dalam atmosfir industri.
Dua bidang-bidang lain yang dikhususkan dari Toxicologi ditunjukkan sebagai
: Forensic dan Clinical Toxicologi.
FORENSIC TOXICOLOGI :
2002 digitized by USU digital library 5
Adalah satu bentuk campuran dari kimia analisa dan asas-asas dasar
toksikologi.
Dia terutama berhubungan dengan aspek-aspek medicolegal (=keabsahan secara
kedokteran) dari effek yang merugikan dari zat-zat kimia pada manusia dan
binatang.
Keahlian para ahli Toksikologi Forensic utamanya dimohonkan untuk membantu
penetapan penyebab kematian dan pengungkapan kejadian itu dalam satu
penyelidikan post mortem.
CLINICAL TOXICOLOGY : menunjukkan bahwa didalam ilmu kedokteran ada satu
bidang keahlian yang dengan tegas berhubungan dengan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh atau disertai secara khusus, zat-zat toksis.
Dalam bidang ini usaha-usaha dilakukan yang ditujukan pada pengobatan patienpetien
yang keracunan dengan obat-obatan atau zat-zat kimia lain dan pada
perkembangan dari tehnik baru utuk mengobati keracunan ini.
KESIMPULAN :
Dari uraian-uraian diatas, dapatlah kita menarik kesimpulan-kesimpulan
sebagai berikut :
1. Untuk trjadinya suatu “injury” dalam suatu organisme diperlukan kerjasama
diantara beberapa unsur.
2. Terbukanya peluang untuk kerjasama diantara beberapa disiplin ilmu untuk
mengembangkan Toskikologi ini.
3. Pentingnya makna Dosis bagi keamanan agent toksis.
2002 digitized by USU digital library 6
KEPUSTAKAAN :
1. john Doull, MD,PhD : TOXICOLOGY : The Basic Science of Poisons Second
Edition, Mac millan Publishing Co, Inc, New York 1980
2. B.G.katzung : FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK
ALIH BAHASA : Dr. Binawati H.K.dkk : ECG. 1986
3. Gilbert W. Castellan : PHYSICAL CHEMISTRY. Second Edition
University of Maryland. Addison Wesley Publishing Company. 1971
4. Lloyd N Ferguson : TEXBOOK of ORGANIC CHEMISTRY
HOWARD UNIVERSITY 2nd Edition. Van nostrand reinhold company.






Kesehatan Kerja

Kesehatan & Keselamatan dalam Bekerja Adalah Hal Utama

Toksikologi Industri

Posted by teknosehat under Occupational Health & Safety
[4] Comments 
Toksikologi Industri
Balai K3 Bandung
TOKSIKOLOGI
Yaitu ilmu yang mempelajari tentang mekanisme kerja dan efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia yang bersifat racun serta dosis yang berbahaya terhadap tubuh manusia
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Adalah salah satu cabang ilmu toksikologi yang menaruh perhatian pada pengaruh pemajanan bahan-bahan yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, proses produksi, hasil produksi beserta penanganannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit produksi tersebut
PENGERTIAN
Ø TOKSIN/RACUN
Yaitu suatu zat yang dalam jumlah relative kecil mengganggu kesehatan manusia
Ø XENOBIOTIK
Yaitu sebutan untuk semua bahan yang asing bagi tubuh, Mis: bahan obat, bahan kimia
Ø TOKSISITAS
Yaitu kemampuan suatu zat untuk menimbulkan kerusakan pada organ tubuh suatu organisme
Ø LD50 Suatu zat
Yaitu dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 50 % binatang percobaan dalam spesies yang sama setelah terpapar suatu zat dalam waktu tertentu
Ø ED50 (efektif dosis)
Yaitu dosis yang dapat menimbulkan efek spesifik selain kematian pada 50 % binatang percobaan
Ø DOSIS
Yaitu jumlah xenobiotik yang masuk ke dalam tubuh manusia
Ø HUBUNGAN DOSIS DAN EFEK (Dose-Effect Relationship)
Yaitu hubungan antara dosis dengan efek yang terjadi pada manusia
Ø DOSE RESPONSE RELATIONSHIP
Yaitu hubungan antara dosis dan prosentase individu yang menunjukkan gejala tertentu/spesifik
Ø EFEK ADITIF
Yaitu efek yang terjadi bila kombinasi dua atau lebih bahan kimia saling mengkuatkan
Ø MASA LATEN
Yaitu waktu antara pemaparan pertama dengan timbulnya gejala/respon
Ø EFEK SISTEMIK
Yaitu efek toksik pada jaringan seluruh tubuh
Ø TARGET ORGAN
Target organ adalah organ yang paling sensitif terhadap pajanan yang terjadi
Ø EFEK AKUT
Efek yang terjadi sesudah terpajan dalam waktu singkat (jam, hari)
Ø EFEK KRONIS
Efek yang terjadi setelah pajanan yang cukup lama (bulanan, tahunan)
MASUKNYA BAHAN KIMIA KEDALAM TUBUH
Þ EFEK:
1. LOKAL : (pada bagian yang terkena bahan kimia)
2. SISTEMIK : (bila bahan kimia terserap kedalam tubuh
Þ ABSORBSI
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui:
a. Saluran pernafasan (terhirup)
Ex : gas (CO,NOx,), Uap (benzene, CCl4), bahan mudah larut (Kloroform),   debu (partikel ukuran 1-10 u ,ditimbun di paru-paru
b. Saluran pencernaan (tertelan)
Biasanya karena kecelakaan, lambung kosong mempercepat penyerapannya
c. Kulit (zat-zat yang toksik, zat yg larut dalam lemak, insektisida, organik solvent (efek sistemik))
d. Suntikan intravena, intra muskular, sub kutan dll
Þ DISTRIBUSI
- Bahan kimia organik (methyl merkuri) dapat menembus organ (otak)
- Bahan Kima anorganik (merkuri) tidak dapat menembus otak tapi tertimbun dalam ginjal
- Hati dan ginjal memiliki kapasitas mengikat bahan kimia yang tinggi dibanding organ lain, karena fungsi sebagai organ yang memetabolisirdan membuang bahan kimia berbahaya
- Bahan yang mudah larut dalam lemak, maka jaringan lemak merupakan tempat penimbunan bahan yang mudah larut dalam lemak (ex. DDT, Diedrin, Polychlorinated biphenyls(PCB)
Þ EKSKRESI
- bahan kimia diekskresikan dapat dalam bentuk bahan asal maupun metabolitnya
- ekskresi utama melalui ginjal (hampir semua kimia berbahaya) bahan-bahan tertentu lewat hati dan paru-paru
- ekskresi melalui ginjal terutama bahan yang larut dalam air
- ekskresi melalui paru-paru, untuk bahan yang pada suhu tubuh masih berbentuk gas (ex. CO)
EFEK TOKSIK PADA TUBUH
1. LOKAL DAN SISTEMIK
- Lokal : bahan yang bersifat korosif, iritatif
- Sistemik : terjadi setelah bahan kimia masuk, diserap dan distribusikan ke tubuh
- Konsentrasi bahan berbahaya tidak selalu paling tinggi dalam target organ  (ex. Target organ methyl merkuri adalah otak, tapi konsentrasi tertinggi ada di hati dan ginjal, DDT target organnya adalah susunan pusat syaraf pusat tapi konsentrasi tertinggi pada jaringan lemak)
2. EFEK YANG REVERSIBLE DAN IRREVERSIBLE
- Reversible : bila efek yang terjadi hilang dengan dihentikannya paparan bahan berbahaya. Biasanya konsentrasi masih rendah dan waktu singkat.
- Irreversible : bila efek yang terjadi terus menerus bahkan jadi parah walau pajanan telah dihentikan (ex. Karsinoma, penyakit hati), biasanya konsentrasi tinggi dan waktu lama
3. EFEK LANGSUNG DAN TERTUNDA
- efek langsung : segera terjadi setelah pajanan (ex. Sianida)
- efek tertunda : efek yang terjadibeberapa waktu setelah pajanan (efek karsinogenik)
4. REAKSI ALERGI DAN IDIOSYNKRASI
- Reaksi alergi (hipersensitivitas) terjadi karena adanya sensitisasi sebelumnya yang menyebabkan dibentuknya antibodi oleh tubuh
- Reaksi Idiosynkrasi : merupakan reaksi tubuh yang abnormal terhadap karena genetik (ex. Kekurangan enzim succynicholin)
KLASIFIKASI BAHAN BERACUN
Antara lain :
1. Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif makanan dll
2. Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru, system haemopoetik
3. Berdasarkan fisiknya: gas, debu, cair, fume, uap dsb
4. Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine, hidrokarbon dll
5. Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan berat
6. Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan, karsinogenik dll
TINGKAT KERACUNAN BAHAN BERACUN
- Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan
- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya
- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya
Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol
FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT KERACUNAN
1. Sifat Fisik bahan kimia
9 Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru
2. Dosis (konsentrasi) *
9 Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan racunnya
9 E = T x C
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
9 Pajanan bisa akut dan kronis
3. Lamanya pemajanan *
- gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
4. Interaksi bahan kimia
9 Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat dengan enzim cholinesterase
9 Sinergistik : efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2  ex. Pajanan asbes dengan merokok
9 Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringan
5. Distribusi
9 Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh
6. Pengeluaran
9 Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru
7. Faktor tuan rumah (host)
- Faktor genetic
- Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
- Factor umur
- Status kesehatan
- Hygiene perorangan dan perilaku hidup
NILAI AMBANG BATAS DAN INDEKS PEMAPARAN BIOLOGIS (BIOLOGICAL EXPOSURE INDICES)
Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat kerja maka perlu dilakukan :
- pemantauan biologis (biological monitoring)
- Indeks pemaparan biologis (Biological exposure Indices)
Yaitu suatu nilai panduan untuk menil;ai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya ditentukan dengan mengacu pada nilai NAB
BAHAN KIMIA BERACUN
1. Logam/metaloid
Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
Hg (organik&anorganik): Saraf dan ginjal
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
Krom: Kanker
Arsen: Iritasi kanker
Phospor: Gangguan metabolisme
2. Bahan pelarut
Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
Alkohol (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
Glikol: Ginjal, hati, tumor
3. Gas beracun
Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan
4.Karsinogenik
Benzene: Leukemia
Asbes: Paru-paru
Bensidin: Kandung kencing
Krom: Paru-paru
Naftilamin: Paru-paru
Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah
5. Pestisida
Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
Organophosphat: Kesadaran dan
Karbamat: kematian
Arsenik

toksikologi Kimia http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Toxicology

Chemical toxicology is a scientific discipline involving the study of structure and mechanism related to the toxic effects of chemical agents, and encompasses technology advances in research related to chemical aspects of toxicology. toksikologi kimia adalah suatu disiplin ilmu yang melibatkan studi tentang struktur dan mekanisme yang berhubungan dengan efek racun dari bahan kimia, dan meliputi teknologi kemajuan dalam penelitian yang berkaitan dengan aspek-aspek kimia toksikologi. Research in this area is strongly multidisciplinary, spanning computational chemistry and synthetic chemistry , proteomics and metabolomics , drug discovery , drug metabolism and mechanisms of action, bioinformatics , bio analytical chemistry , chemical biology , and molecular epidemiology . Penelitian di bidang ini sangat multidisiplin, mencakup kimia komputasi dan kimia sintetik , proteomik dan metabolomik , penemuan obat , metabolisme obat dan mekanisme aksi, bioinformatika , bio kimia analitik , kimia biologi , dan epidemiologi molekuler .

Tuesday, November 22, 2011

Arti Strategis Neraca Bahan Makanan Regional


Arti Strategis Neraca Bahan Makanan Regional

Stomach cannot wait, merupakan ungkapan yang tepat mengenai begitu pentingnya arti dan kedudukan pangan dalam segala aspek kehidupan manusia. Konsekuensinya, ketersediaan pangan mutlak diperlukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.

Penyediaan pangan yang cukup, beragam, bergizi dan berimbang, baik secara kuantitas maupun kualitas, merupakan fondasi yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Kekurangan pangan berpotensi memicu keresahan berdampak pada masalah sosial, keamanan, dan ekonomi.

Besarnya persediaan pangan suatu daerah, baik yang berasal dari produksi domestik maupun impor, adalah satu ukuran yang mencerminkan cukup tidaknya suplai pangan di daerah yang bersangkutan. Pertanyaan yang cukup mendasar selama ini adalah, apakah kecukupan tersebut mampu memenuhi kebutuhan gizi seluruh penduduk sesuai dengan standar yang dianjurkan?

Untuk menjawab hal itu diperlukan suatu alat untuk menilai tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah, baik negara, provinsi atau kabupaten, dalam kurun waktu tertentu. Salah satu alat yang lazim digunakan adalah Neraca Bahan Makanan (NBM) yang dalam bahasa asing disebut Food Balance Sheet.

NBM adalah suatu tabel yang terdiri atas kolom-kolom yang memuat informasi berupa data tentang situasi dan kondisi penyediaan pangan suatu wilayah, baik negara, provinsi maupun kabupaten, dalam suatu kurun waktu tertentu. NBM memberikan gambaran tentang jumlah dan jenis pangan yang tersedia untuk dikonsumsi langsung oleh penduduk, dalam bentuk fisik (kg per kapita per tahun atau gram per kapita per hari), maupun dalam bentuk zat gizi (energi, protein dan lemak) per kapita per hari.

Berdasarkan metoda yang disepakati Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian, total bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi langsung oleh penduduk terdiri dari: jumlah yang diproduksi dalam wilayah bersangkutan ditambah dengan jumlah yang di impor/ dimasukkan, ditambah stok; dikurangi jumlah yang diekspor/dikeluarkan untuk bibit/benih, makanan ternak, bahan baku industri pangan dan nonpangan, serta jumlah penyusutan/ pemborosan/tercecer.

NBM dapat digunakan sebagai salah satu alat perencanaan makro di bidang pangan dan gizi, karena memberikan informasi untuk:
 (1) menilai apakah ketersediaan pangan yang ada (energi dan protein) telah mencukupi, bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan;
(2) melihat jenis-jenis pangan yang dominan diproduksi maupun dikonsumsi di suatu daerah,
(3) mengetahui ketergantungan wilayah terhadap jenis-jenis pangan impor baik dari luar negeri maupun luar daerah.

Penyusunan NBM secara global di berbagai negara dimulai pada masa Perang Dunia Kedua, karena negara-negara yang terlibat dalam perang mengalami krisis pangan yang harus diatasi dengan segera. Pada tahun 1946 Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, yaitu Food and Agriculture Organization (FAO) memelopori penyusunan metoda NBM untuk menyusun neraca pangan di 70 negara anggotanya.

Di Indonesia, NBM mulai disusun pada tahun 1963 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk keperluan intern, dengan bantuan tenaga ahli dari FAO. Pada saat itu NBM yang diterbitkan untuk masa tiga tahunan, baru pada tahun 1968 NBM mulai disusun setiap tahun.

Melihat begitu pentingnya penyusunan NBM ini, sejak tahun 1975 pemerintah membentuk Tim NBM nasional yang beranggotakan unsur-unsur dari Departemen Pertanian, BPS dan instansi terkait, yang menyusun Buku Pedoman Penyusunan NBM, serta menyajikan NBM sejak Pelita I sampai sekarang. Untuk keperluan regional sejak tahun 1979 melalui koordinasi Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian di tingkat provinsi dibentuk Tim NBM beranggotakan instansi terkait dan menyusun NBM tahunan untuk tingkat provinsi.

NBM Regional
Menyadari pentingnya NBM, sejak tahun 1968 sampai sekarang, Tim NBM Nasional secara teratur menyusun dan menyajikan data statistik penyediaan pangan ini. Di tingkat provinsi, hingga tahun 1998 NBM Regional ini sudah dilaksanakan oleh 27 provinsi, tetapi dengan perubahan sistem pemerintahan otonomi daerah penyusunan NBM Regional di beberapa provinsi tidak lagi dilanjutkan.

Sampai saat ini NBM merupakan satu-satunya metode yang dapat menggambarkan situasi ketersediaan pangan sampai ke tingkat konsumen, walaupun datanya bersifat makro. Dalam penyusunan NBM ditemui beberapa permasalahan yang perlu dilakukan penyempurnaan, antara lain:
(1) angka konversi atau besaran-besaran dari hasil studi atau konsensus yang sudah terlalu lama sehingga perlu ditinjau dan diperbaharui kembali.

(2) data pergerakan pangan keluar/masuk antar wilayah sulit diperoleh karena tidak berfungsinya jembatan timbang di daerah perbatasan antar wilayah yang memonitor keluar masuknya pangan, sehingga perlu dicari metode pemantauan yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini;
(3) data penggunaan masing-masing jenis pangan untuk industri tidak tersedia dengan baik, untuk itu kajian yang memanfaatkan tabel Input-output, diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dalam menyusun NBM; dan
(4) Selama ini NBM yang disajikan selalu terlambat, pada tahun 2003 disusun NBM tahun 2001 (tetap) dan 2002 (sementara), untuk itu perlu disusun NBM 2003 (prediksi).

Perwujudan ketahanan pangan pada era otonomi daerah saat ini merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat di daerah yang bersangkutan. Dalam kaitan itu NBM-Regional, yang memuat informasi penting tentang situasi ketersediaan pangan di wilayah, mempunyai arti yang sangat strategis. Informasi yang dikandung dalam NBM berguna sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan ketahanan pangan yang sesuai dengan kondisi setempat. Sayangnya, sejak otonomi daerah berlangsung hanya sebagian kecil provinsi yang menyusun NBM karena berbagai alasan. Karena arti penyusunan NBM tersebut perlu digiatkan kembali baik di tingkat provinsi bahkan tingkat kabupaten/kota.


Monday, November 21, 2011

Skor Pola Pangan Harapan Kota Medan 86,4


Skor Pola Pangan Harapan Kota Medan 86,4
MEDAN | DNA - Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kota Medan tahun 2010 sebesar 86,4, skor ini didapat setelah pemerintah Kota Medan melalui berbagai kegiatan yaitu pertemuan, pelatihan dan ssosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di 21 kecamatan, selain itu juga digelar perlombaan dan pameran gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi sumber daya lokal.
Hal ini dikatakan Pj Walikota Medan di wakili Asisten Kesejahteraan Masyarakat Drs H Farid Wajedi pada acara penyuluhan pangan alternatif Kota Medan 2010, Rabu, (19/5) di gedung Darma Wanita Medan, dihadiri para kader PKK, pengurus PKK kecamatan/kelurahan dan para camat se Kota Medan.
Untuk 2015 nanti sasaran pencapaian skor pola pangan harapan Kota Medan diharapkan dapat mencapai sasaran sebesar 95 dengan pengurangan konsumsi beras sebesar 1,5 persen pertahun, untuk pencapaian tersebut dilakukan upaya percepatan melalui program unggulan, seperti percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal melalaui berbagai kegiatan antaranya, produk pangan spesifik daerah, home industri, pengembangan bisnis pangan pada usaha mikro kecil dan menengah.
Menurutnya, penganekaragaman pangan adalah untuk memantapkan dan membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi dalam mendukung hidup sehat, aktif dan produktif, dan indicator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat adalah dengan skor pola pangan harapan.
Ketua TP PKK Kota Medan Nyonya Hj Fatimah Habibi mengatakan, masalah pangan bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat, untuk Badan Ketahanan Pangan Kota Medan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Medan melakukan penyuluhan/sosialisasi tentang sumber pangan alterantif bagi kader PKK se Kota Medan.
Menurutnya, kebutuhan pangan alternative dapat kota peroleh dari pemanfataan pekarangan, maupun melalui media pot, sperti tanaman ubi, keladi, cabai dan tanaman lainnya, dan setelah penyuluhan ini diharapkan para kader dapat memasyarakatkan dan meningkatkan minat masyarakat mengkonsumsi panganan lokal sebagai panganan alternatif.
“ Kegiatan  ini cukup baik karena kegiatan ini kita dapat membekali para kader dibidang pengetahuan tentang ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan dengan cara mengkonsumsi makanan non beras menjadi makanan alternatif yang harus kita lakukan pada saat ini, “ ujar ketua TP PKK Kota Medan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kota Medan Ir Hj Eka R Yanti Danil MM mengatakan, dilihat dari segi kemandirian pangan maka penganekaragaman konsumsi pangan alternatif dapat mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan yaitu komoditi beras perkapita di Indonesiasebesar 139,15 kg/tahun.
Dikatakannya, salah satu strategi nasional untuk menurunkan konsumsi beras yang saat ini sedang dikampanyekan oleh pemerintah pusat adalah “ Satu hari tanpa beras” jika ini dapat dilaksanakan di Kota Medan satu kali dalam satu minggu tidak mengkonsumsi beras, maka beras yang dapat dihemat adalah sebesar 20,16 kg/kapita/tahun atau dengan jumlah penduduk sebesar 2.121.053 jiwa, maka konsumsi beras di Kota Medan dapat dihemat sebesar 42.760 ton/tahun.