BAB
I
PENDAHULUAN
Ekonomi kesehatan memegang peranan yang sangat strategis
dalam era pelayananan kesehatan yang harus terkendali mutu dan biayanya
(managed care). Dalam bidang pembiayaan kesehatan disiplin ekonomi sebagai
sebuah ilmu terapan dapat digunakan sebagai dasar alokasi sumberdaya kesehatan
yang semakin terbatas. Dengan keterbatasan sumberdaya kesehatan ini maka tidak
semua anggaran dapat dialokasikan ke semua sektor sebagaimana yang diharapkan.
ALASAN
MEMPELAJARI ILMU EKONOMI KESEHATAN
1. KEPENTINGAN
EKONOMIS:
Dalam
menentukan apa yang akan diadakan untuk suatu negara perlu dikaji sisi
ekonominya secara baik.
2.
PASAR YANKES (HEALTH MARKET)
Mekanisme
pasar untuk jasa kesehatan jauh berbeda dengan mekanisme pasar lainnya.
Konsumen yankes agak sulit menentukan pilihan atau mengukur apakah produk yang
dibayarkan atau dibeli itu memang benar-benar diperlukan, apakah pemeriksaan
dengan alat tertentu memang benar-benar diperlukan dll.
Reformasi pembiayaan kesehatan di Indonesia mengarah pada sistem jaminan
kesehatan berbasis asuransi kesehatan sosial. Pemerintah telah menjalankan
sistem jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial terutama untuk masyarakat
miskin yang dikenal dengan program Jamkesmas. Di tahun 2014 Pemerintah
menargetkan untuk mewujudkan universal coverage dalam sistem jaminan kesehatan
yang tentu menuntut integrasi dan partisipasi pusat dan daerah dalam
pembiayaannya. Sistem jaminan kesehatan sosial harus dapat memenuhi ekuitas dan
keadilan sosial dalam kaitannya dengan orang miskin dan non miskin. Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter
yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai
krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek hidup dan kehidupan bangsa.
Tercatat sebagai krisis moneter atau krisis
ekonomi tersebut, yang penyebab pertamanya tidak lain adalah karena terpuruknya
tukar rupiah terhadap dollar. Tidak kurang sekitar 49,5 juta jiwa atau sekitar
24,2 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia pada saat ini hidup di
bawah garis kemiskinan.
Berikut ini disampaikan uraian tentang pengaruh
krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut terhadap kesehatan masyarakat serta
terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta kemungkinan
penyesuaian kebijakan yang akan ditempuh pada masa yang akan datang.
Uraian tentang pengaruh krisis moneter atau
krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat lebih diutamakan pada status gizi
serta perilaku kesehatan masyarakat. Sedangkan uraian tentang pengaruh krisis
moneter atau krisis ekonomi terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat
lebih dititik beratkan pada kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
Bidan di Desa (BOO) serta terhadap kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
BAB
II
PEMBAHASAN
EKONOMI
KESEHATAN
II.1 Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di
alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga
jumlah dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap,
terbatas, sedang permintaan (demand) berbagai sumber daya di sector kesehatan
meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan
(equitable).
Sebagai sains, ekonomi dibagi dua bagian: ekonomi positif
dan normatif. Ekonomi positif mempelajari pengguanaan dan alokasi sumber daya
yang efisien.Ekonomi positif mempelajari bagaimana pasar bekerja dan bagaimana
intervensi akan mempengaruhi hasil. Ekonomi normative mempelajari penggunaan
dan alokasi sumber daya yang keadilan (equity). Ekonomi normativemempelajari
apa yang seharusnya diproduksi, sumberdaya apa yang seharusnya digunakan dan bagaimana
mendistribusikan barang.
II.2 Kelangkaan
Ilmu ekonomi timbul berdasarkan gagasan bahwa kegiatan
manusia dilakukan di dunia dengan sumber daya yang terbatas (scarcity).
Pelayanan kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang
menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output.
Input tersebut (disebut “faktor produksi”) dibagi menjadi 4
kategori:
1. Lahan (land) – sumber daya fisik. Sebagai
contoh, gedung dan tanah Puskesmas, RS.
2. Modal (capital) – sumber daya yang diciptakan
oleh manusia untuk membantu produksi, misalnya
peralatan. Sebagai contoh, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bahan habis
pakai, kendaraan.
3. Pekerja
(labour) – sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja. Sebagai
contoh, dokter, perawat, bidan, paramedis, tenaga administrasi.
4. Perusahaan – sumber daya manusia untuk
mengorganisasi ketiga faktor untuk memproduksi barang dan pelayanan.
Dalam ekonomi, kelangkaan disebabkan ketersediaan sumber
daya terbatas, sedang keinginan (want) untuk menggunakan sumber daya itu tidak
terbatas. Jika sebuah sumberdaya digunakan untuk suatu pilihan, maka
II.3 EKONOMI KESEHATAN
Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya
mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan
demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan
kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian
kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu
dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan
mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai
contoh:
1. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya
bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup,
memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik
memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2.
Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang
lain. Sebagai contoh: Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke
orang lain. Misalnya, AIDS
3. Kepala
rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan
pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga. Anggota
keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan
waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
4. Pekerja
yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan produktivitas
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan
manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang
lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas,
meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
II.4 NEED, DEMAND, DAN WANT
·
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau
pelayanan yang disecara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki
kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas
pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
·
Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan
yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh
pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga
obat. Demand berbeda dengan need dan want. Wants (keinginan) adalah barang atau
pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka
(misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need
(kebutuhan)
Pembedaan
itu penting karena tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang,
dengan cara memperbaiki keputusan dokter, dan mendekatkan keinginan dan
permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan, melalui pendidikaan kesehatan, dan
sebagainya.
II.5 DEMAND DAN SUPPLY
Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang.
Penyediaan (supply) adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi
menyatakan, pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan
secara independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan
demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah
yang diminta, yaitu tercapainya ekuilbrium.
Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama
dengan supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply kesehatan dan
pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi beberapa aspek supply
dan demand tetap berlaku.
Demand terhadap pelayanan kesehatan dapat dihitung
berdasarkan:
·
Bed occupancy
·
Jumlah kunjungan rawat jalan
·
Jumlah tes diagnostic, dan sebagainya
Menurut teori ekonomi, demand ditentukan oleh beberapa
factor yaitu harga (tarif), pendapatan, kesukaan (preferensi), dan barang
alternatif.
·
Harga.
Makin tinggi harga, makin
menurun demand pelayanan kesehatan
·
Pendapatan individu.
Makin rendah pendapatan, makin
menurun demand pelayanan kesehatan
·
Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi
– Harga barang substitusi (penggani) yang menurun akan menurunkan demand suatu
barang. Harga barang kompementer (pelengkap) yang menurun akan mmeningkatkan
demand suatu barang.
II.6 KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan
ekonomi lainya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen,
terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan
kesehatan fissik dan jiwa seorang. Karena sifat yang sangaat heterogen,
pelayaanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik
khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):
1.
Intangibility.
Tidak seperti mobil atau
makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien)
tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2.
Inseparability.
Produksi dan konsumsi pelayanan
kesehatan terjadi secara simultan(bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk
dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat
yang sama digunakan oleh pasien.
3.
Inventory.
Pelayanan kesehataan tidak bisa
disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4.
Inkonsistensi.
Komposisi dan kualitas
pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke
waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi
pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan
kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur
rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau
pembedahan per kapita).
II.7 EFISIENSI
-
Efisiensi produktif.
Sebuah
puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitats
output dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin
kuaantitas output dengan kuantiats input yang tersedia (Clewer dan Perkins,
1998). Pada setting Puskesmas, output tersebut misalnya “jumlah pasien yang
diobati”
-
Efisiensi teknis.
Sebuah
puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitas output
dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksimal mungkin
kuantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998).
-
Efisiensi alokatif.
Efisiensi
alokatif terjadi jika, dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak
mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang
(dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan
kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk. Efisiensi
alokatif terjadi jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam
ekonomi sehingga tidak mungkin lagi diperoleh perbaikan kesejahteraan.
II.8 KEADILAN (EQUITY)
Keadilan (equity) tidak sama dengan kesamaan (equality).
Untuk bisa adil tidak harus semua mendapatkan porsi yang sama.
1.
Horizontal equity. “Equal treatment for equaal need/ condition”
2. Vertical
equity. “Unequal treatment for unequal need/ condition”, dan “Health financing based
on ability to pay”.
II.9 PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN
Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat
dibayarkan dalam empat cara:
-
Out-of Pocket Payment (OOP).
Dengan
cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan
kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima.
Aspek
positif metode ini, pasien menjadi lebih menghargai nilai ekonomi dari
pelayanan kesehatan yang diterima sehingga menghindari penggunaan pelayanan
kesehatan secara berlebihan.
Aspek
negatifnya, pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami pengeluaran
bencana (catastrophic expenditure) karena harus membayar biaya kesehatan yang
mahal pada suatu saat ketika sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan
keluarganya jatuh miskin.
-
Pajak (Taxation).
Pemerintah
Inggris menarik pajak umum (general taxatin) dari warga yang antara lain
digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh NHS
(National Health Services).
Pemerintah
Indonesia
juga menarik pajak umum. Pemerintah membayar sebagian dari biaya pelayanan
kesehatan pasien yang diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas
dan RS pemerintah pusat maupun daerah. Pasien harus membayar sebagian dari pelayanan
kesehatan yang digunakan, disebut user fee (user charge). Di Indonesia terdapat
skema Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang membebaskan semua biaya
pelayanan kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
-
Asuransi (Insurance).
Sistem
asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-individu peserta asuransi.
Beberapa negara mengoperasikan compulsory payroll tax yang bersifat wajib bagi
pekerja untuk membayar asuransi. Masalah yang jelas dari sistem wajib adalah
membebankan biaya pelayanan kesehatan kepada angkatan kerja sehingga dapat
memperburuk ekonomi umum.
Asuransi
kesehatan bisa diambil oleh masing-masing individu atau pekerja (seperti di
AS), sehingga menyebabkan sebagian penduduk tidak terasuransi, atau
diselenggalarakan melaui skema nasional untuk semua penduduk (misalnya, Kanada,
Belanda). Sebagian besar negara menggunakan campuran dari metode-metode di
atas. Sebagai contoh, di Indonesia pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan
primer dan di Puskesmas dan sekunder di RS pemerintah, tetapi membiayai hanya
sebagian pelayanan kesehatan itu. Sebagian warga membeli asuransi kesehatan
swasta, baik secara individual atau melalui perusahaan tempat bekerja, sebagian
besar warga tidak terasuransi.
Di
Inggris, NHS membiayai semua pelayanan kesehatan, tetapi sebagian warga membeli
asuransi swasta. AS didominasi oleh asuransi swasta, tetapi terdapat sistem
yang didanai pemerintah untuk warga miskin (Medicaid) dan usia lanjut (Medicare),
dan juga veteran Angkatan Bersenjata AS (Veterans Administration, disingkat
VA).
-
Medical Saving Account.
Medical
Saving Account (MSA, personal savings account) mengharuskan warga menabung uang
untuk membiayai pelayanan keshatannya sendiri. Sejauh ini hanya Singapore yang
menggunakan sistem ini. Sistem ini memproteksi generasi berikutnya dari
biaya-biaya akibat generasi kini.
Daftar
Pustaka
http://episentrum.com/search/pengertian%20ekonomi%20kesehatan
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2008/12/manajemen-kesehatan-ilmu-ekonomi.html
No comments:
Post a Comment