Pages

Thursday, October 27, 2011

Makalah Pangan Dan Gizi


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, separo dari total rumah tangga mengonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.

Itulah sebagian gambaran tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh untuk diatasi. Apalagi Indonesia sudah terikat dengan kesepakatan global untuk mencapai Millennium Development Goals (MDG's) dengan mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal separo dari keadaan pada tahun 2000.

Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara-bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.

I.2 Tujuan
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kadar ataupun tingkat pangan yang dapat mempengaruhi gizi di Indonesia.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi, yaitu 1,49 persen per tahun, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata.
Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.
Pada bayi dan anak balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian, akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu pangan dengan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Bahasan tersebut menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan pertanian. Keterkaitan tersebut secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif, dan produktif.
Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi yang dalam bahasa Inggris disebut malnutrition, dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah gizi-kurang (under nutrition) dan masalah gizi-lebih (over nutrition), baik berupa masalah gizi-makro ataupun gizi-mikro.
Gangguan kesehatan akibat masalah gizi-makro dapat berbentuk status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi lebih. Sedang gangguan kesehatan akibat masalah gizi mikro hanya dikenal sebutan dalam bentuk gizi kurang zat gizi mikro tertentu, seperti kurang zat besi, kurang zat yodium, dan kurang vitamin A.
Masalah gizi makro, terutama masalah kurang energi dan protein (KEP), telah mendominasi perhatian para pakar gizi selama puluhan tahun. Pada tahun 1980-an data dari lapangan di banyak negara menunjukkan bahwa masalah gizi utama bukan kurang protein, tetapi lebih banyak karena kurang energi atau kombinasi kurang energi dan protein. Bayi sampai anak berusia lima tahun, yang lazim disebut balita, dalam ilmu gizi dikelompokkan sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi termasuk KEP.
Berdasarkan data Susenas, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57 persen tahun 1992 menjadi 24,66 persen pada tahun 2000.
Namun, terdapat kecenderung peningkatan kembali prevalensi pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu, jika melihat pertumbuhan jumlah penduduk dan proporsi balita pada dari tahun ke tahun, sebenarnya jumiah balita penderita gizi buruk dan kurang cenderung meningkat.
Kronisnya masalah gizi buruk dan kurang pada balita di Indonesia ditunjukkan pula dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunting <-2 SD). Masih sekitar 30-40 persen anak balita di Indonesia diklasifikasikan pendek. Tingginya prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita, berdampak juga pada gangguan pertumbuhan pada anak usia baru masuk sekolah. Pada tahun 1994 prevalensi gizi kurang menurut tinggi badan anak usia 6-9 tahun adalah 39,8 persen dan hanya berkurang sebanyak 3,7 persen, yaitu menjadi 36,1 persen pada tahun 1999. Masalah gizi lainnya yang cukup penting adalah masalah gizi mikro, terutama untuk kurang vitamin A, kurang yodium, dan kurang zat besi. Meskipun berdasarkan hasil survei nasional tahun 1992 Indonesia dinyatakan telah bebas dari xerophthalmia, masih 50 persen dari balita mempunyai serum retinol.








BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebab Utama Masalah Gizi

Terdapat dua faktor yang terkait langsung dengan masalah gizi khususnya gizi buruk atau kurang, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit . Kedua faktor yang saling mempengaruhi tersebut terkait dengan berbagai fakto penyebab tidak langsung yaitu ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi lingkungan.

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi masyarakat yang paling erat kaitannya dengan pembangunan pertanian. Situasi produksi pangan dalam negeri serta ekspor dan impor pangan akan menentukan ketersediaan pangan yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di tingkat wilayah. Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga, akan ditentukan pula oleh daya daya beli masyarakat terhadap pangan

ketahanan pangan sebagai isu penting dalam pembangunan pertanian menuntut kemampuan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pangan yang diperlukan secara sustainable (ketersediaan pangan) dan juga menuntut kondisi yang memudahkan masyarakat memperolehnya dengan harga yang terjangkau khususnya bagi masyarakat lapisan bawah (sesuai daya beli masyarakat).

Menyeimbangkan antara ketersediaan pangan dan sesuai dengan daya beli masyarakat dengan meminimalkan ketergantungan akan impor menjadi hal yang cukup sulit dilaksanakan saat ini. Pada kenyataannya, beberapa produk pangan penting seperti beras dan gula, produksi dalam negeri dirasa masih kalah dengan produk impor karena tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat kita.

Kebijakan yang ada pun tidak memberi kondisi yang kondusif bagi petani sebagai produsen, untuk dapat meningkatkan produktivitasnya maupun mengembangkan diversifikasi pertanian guna mengembangkan keragaman pangan.


Perkembangan Konsumsi Pangan

Intake zat gizi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi seseorang merupakan salah satu penyebab langsung dari timbulnya masalah gizi. Rata-rata konsumsi energi penduduk Indonesia tahun 2002 adalah sekitar 202 kkal/kap/hari yang berarti sekitar 90.4 persen dari kecukupan yang dianjurkan. Sementara rata-rata konsumsi protein sekitar 54,4 telah melebih kecukupan protein yang dianjurkan baru mencapai 90,4 persendari kecukupan gizi yang dianjurkan sebesar 2200 kkal/hari.

Selain masih rendahnya tingkat konsumsi energi, data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan penduduk belum memenuhi kaidah gizi baik dari segi kualitas maupun keragamannnya, dimana masih terjadi:
(1) kelebihan padi-padian;
(2) sangat kekurangan pangan hewani; dan
(3) kurang umbi-umbian, sayur dan buah, kacang-kacangan, minyak dan lemak, buah/biji berminyak serta gula. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya ketergantungan konsumsi pangan penduduk pada padi-padian terutama beras.










BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan diatas adalah sebagaii berikut :
1. Kekurangan pangan dapat mempengaruhi kadar gizi suatu daerah seperti halnya gizi buruk, busung lapar dan lain – lain,




Wednesday, October 26, 2011

Makalah Tentang MIE


BAB I
PENDAHULUAN

Ekonomi kesehatan memegang peranan yang sangat strategis dalam era pelayananan kesehatan yang harus terkendali mutu dan biayanya (managed care). Dalam bidang pembiayaan kesehatan disiplin ekonomi sebagai sebuah ilmu terapan dapat digunakan sebagai dasar alokasi sumberdaya kesehatan yang semakin terbatas. Dengan keterbatasan sumberdaya kesehatan ini maka tidak semua anggaran dapat dialokasikan ke semua sektor sebagaimana yang diharapkan.

ALASAN MEMPELAJARI ILMU EKONOMI KESEHATAN

1. KEPENTINGAN EKONOMIS:
Dalam menentukan apa yang akan diadakan untuk suatu negara perlu dikaji sisi ekonominya secara baik.

2. PASAR YANKES (HEALTH MARKET)
Mekanisme pasar untuk jasa kesehatan jauh berbeda dengan mekanisme pasar lainnya. Konsumen yankes agak sulit menentukan pilihan atau mengukur apakah produk yang dibayarkan atau dibeli itu memang benar-benar diperlukan, apakah pemeriksaan dengan alat tertentu memang benar-benar diperlukan dll.

Reformasi pembiayaan kesehatan di Indonesia mengarah pada sistem jaminan kesehatan berbasis asuransi kesehatan sosial. Pemerintah telah menjalankan sistem jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial terutama untuk masyarakat miskin yang dikenal dengan program Jamkesmas. Di tahun 2014 Pemerintah menargetkan untuk mewujudkan universal coverage dalam sistem jaminan kesehatan yang tentu menuntut integrasi dan partisipasi pusat dan daerah dalam pembiayaannya. Sistem jaminan kesehatan sosial harus dapat memenuhi ekuitas dan keadilan sosial dalam kaitannya dengan orang miskin dan non miskin. Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek hidup dan kehidupan bangsa.

Tercatat sebagai krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut, yang penyebab pertamanya tidak lain adalah karena terpuruknya tukar rupiah terhadap dollar. Tidak kurang sekitar 49,5 juta jiwa atau sekitar 24,2 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia pada saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Berikut ini disampaikan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut terhadap kesehatan masyarakat serta terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta kemungkinan penyesuaian kebijakan yang akan ditempuh pada masa yang akan datang.

Uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat lebih diutamakan pada status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat. Sedangkan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat lebih dititik beratkan pada kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan di Desa (BOO) serta terhadap kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).










BAB II
PEMBAHASAN

EKONOMI KESEHATAN


II.1       Pengertian  Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap, terbatas, sedang permintaan (demand) berbagai sumber daya di sector kesehatan meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan (equitable).

Sebagai sains, ekonomi dibagi dua bagian: ekonomi positif dan normatif. Ekonomi positif mempelajari pengguanaan dan alokasi sumber daya yang efisien.Ekonomi positif mempelajari bagaimana pasar bekerja dan bagaimana intervensi akan mempengaruhi hasil. Ekonomi normative mempelajari penggunaan dan alokasi sumber daya yang keadilan (equity). Ekonomi normativemempelajari apa yang seharusnya diproduksi, sumberdaya apa yang seharusnya digunakan dan bagaimana mendistribusikan barang.

II.2      Kelangkaan

Ilmu ekonomi timbul berdasarkan gagasan bahwa kegiatan manusia dilakukan di dunia dengan sumber daya yang terbatas (scarcity). Pelayanan kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output.


Input tersebut (disebut “faktor produksi”) dibagi menjadi 4 kategori:
1.  Lahan (land) – sumber daya fisik. Sebagai contoh, gedung dan tanah Puskesmas, RS.
2.  Modal (capital) – sumber daya yang diciptakan oleh manusia untuk membantu produksi,  misalnya peralatan. Sebagai contoh, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bahan habis pakai, kendaraan.
3. Pekerja (labour) – sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja. Sebagai contoh, dokter, perawat, bidan, paramedis, tenaga administrasi.
4.  Perusahaan – sumber daya manusia untuk mengorganisasi ketiga faktor untuk memproduksi barang dan pelayanan.
       
Dalam ekonomi, kelangkaan disebabkan ketersediaan sumber daya terbatas, sedang keinginan (want) untuk menggunakan sumber daya itu tidak terbatas. Jika sebuah sumberdaya digunakan untuk suatu pilihan, maka

II.3      EKONOMI KESEHATAN

Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh:
1. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2. Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain. Sebagai contoh: Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke orang lain. Misalnya, AIDS
3. Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga. Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
4. Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan produktivitas

Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

II.4      NEED, DEMAND, DAN WANT

·        Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
·        Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Demand berbeda dengan need dan want. Wants (keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need (kebutuhan)
        
            Pembedaan itu penting karena tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang, dengan cara memperbaiki keputusan dokter, dan mendekatkan keinginan dan permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan, melalui pendidikaan kesehatan, dan sebagainya.

II.5      DEMAND DAN SUPPLY

Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyediaan (supply) adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilbrium.
Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama dengan supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply kesehatan dan pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi beberapa aspek supply dan demand tetap berlaku.
Demand terhadap pelayanan kesehatan dapat dihitung berdasarkan:
·        Bed occupancy
·        Jumlah kunjungan rawat jalan
·        Jumlah tes diagnostic, dan sebagainya

Menurut teori ekonomi, demand ditentukan oleh beberapa factor yaitu harga (tarif), pendapatan, kesukaan (preferensi), dan barang alternatif.
·        Harga.
Makin tinggi harga, makin menurun demand pelayanan kesehatan
·        Pendapatan individu.
Makin rendah pendapatan, makin menurun demand pelayanan kesehatan 
·        Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – Harga barang substitusi (penggani) yang menurun akan menurunkan demand suatu barang. Harga barang kompementer (pelengkap) yang menurun akan mmeningkatkan demand suatu barang.
II.6      KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang  bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fissik dan jiwa seorang. Karena sifat yang sangaat heterogen, pelayaanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):
1.      Intangibility.
Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2.      Inseparability.
Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan(bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3.      Inventory.
Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4.      Inkonsistensi.
Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per kapita).



II.7      EFISIENSI
           
-          Efisiensi produktif.
Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitats output dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuaantitas output dengan kuantiats input yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998). Pada setting Puskesmas, output tersebut misalnya “jumlah pasien yang diobati”
-          Efisiensi teknis.
Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998).
-          Efisiensi alokatif.
Efisiensi alokatif terjadi jika, dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk. Efisiensi alokatif terjadi jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak mungkin lagi diperoleh perbaikan kesejahteraan.

II.8      KEADILAN (EQUITY)

Keadilan (equity) tidak sama dengan kesamaan (equality). Untuk bisa adil tidak harus semua mendapatkan porsi yang sama.
1. Horizontal equity. “Equal treatment for equaal need/ condition”
2. Vertical equity. “Unequal treatment for unequal need/ condition”, dan “Health financing based on ability to pay”.

II.9      PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN

Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat dibayarkan dalam empat cara:
-          Out-of Pocket Payment (OOP).
Dengan cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima.
Aspek positif metode ini, pasien menjadi lebih menghargai nilai ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diterima sehingga menghindari penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan.
Aspek negatifnya, pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami pengeluaran bencana (catastrophic expenditure) karena harus membayar biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin.

-          Pajak (Taxation).
Pemerintah Inggris menarik pajak umum (general taxatin) dari warga yang antara lain digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh NHS (National Health Services).
Pemerintah Indonesia juga menarik pajak umum. Pemerintah membayar sebagian dari biaya pelayanan kesehatan pasien yang diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas dan RS pemerintah pusat maupun daerah. Pasien harus membayar sebagian dari pelayanan kesehatan yang digunakan, disebut user fee (user charge). Di Indonesia terdapat skema Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang membebaskan semua biaya pelayanan kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.


-          Asuransi (Insurance).
Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-individu peserta asuransi. Beberapa negara mengoperasikan compulsory payroll tax yang bersifat wajib bagi pekerja untuk membayar asuransi. Masalah yang jelas dari sistem wajib adalah membebankan biaya pelayanan kesehatan kepada angkatan kerja sehingga dapat memperburuk ekonomi umum.
Asuransi kesehatan bisa diambil oleh masing-masing individu atau pekerja (seperti di AS), sehingga menyebabkan sebagian penduduk tidak terasuransi, atau diselenggalarakan melaui skema nasional untuk semua penduduk (misalnya, Kanada, Belanda). Sebagian besar negara menggunakan campuran dari metode-metode di atas. Sebagai contoh, di Indonesia pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan primer dan di Puskesmas dan sekunder di RS pemerintah, tetapi membiayai hanya sebagian pelayanan kesehatan itu. Sebagian warga membeli asuransi kesehatan swasta, baik secara individual atau melalui perusahaan tempat bekerja, sebagian besar warga tidak terasuransi.
Di Inggris, NHS membiayai semua pelayanan kesehatan, tetapi sebagian warga membeli asuransi swasta. AS didominasi oleh asuransi swasta, tetapi terdapat sistem yang didanai pemerintah untuk warga miskin (Medicaid) dan usia lanjut (Medicare), dan juga veteran Angkatan Bersenjata AS (Veterans Administration, disingkat VA).

-          Medical Saving Account.
Medical Saving Account (MSA, personal savings account) mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan keshatannya sendiri. Sejauh ini hanya Singapore yang menggunakan sistem ini. Sistem ini memproteksi generasi berikutnya dari biaya-biaya akibat generasi kini.




Daftar Pustaka


http://episentrum.com/search/pengertian%20ekonomi%20kesehatan

http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2008/12/manajemen-kesehatan-ilmu-ekonomi.html

Monday, October 24, 2011

FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA

FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA 
1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring). SDM membantu menerima  
    pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir  
    dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati
    manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai.
2. Pendidikan dan Pelatihan. Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat  
    mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk
    meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai.
3. Manajemen Data. SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan
    memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan. Selama seseorang diperkerjakan oleh
    perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus
    program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.

Sunday, October 23, 2011

PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYAMANUSIA



PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYAMANUSIA
Manajemen Sumber Daya Manusia-SDM (human resourses-HR management) adalah sebuah proses dalam menangani pegawai,karyawan, buruh dan lainnya supaya kita dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam pekerjaan yang dilakukan karyawan tersebut pada perusahaan atau sebuah organisasi yang dinaunginya.
Menurut A.F. Stoner, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Menurut Robert L. Mathis-John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan system-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organnisasioanal.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu unsure penunjang organisasi, dan dapat pula diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
Karena potensi merupakan suatu asset dan sangat berfungsi sebagai madal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujutkan sebagai menjadi potensi yang nyata baik secara fisik maupun non-fisik untuk dapat mewujutkan eksistensi di dalam organisasi tersebut. (Nawawi, 2000).
Organisasi-organisasi yang masih kecil maupun yang bersifat tradisional biasanya focus terhadap Sumber Daya Manusia belum dijalankan atau dilaksanakan secara efektif. Karena organisasi-organisasi tersebut lebih memilih focus terhadap fungsi-fungsi produksi, keuangan, dan pemasaran yang biasanya selalu berorientasi dalam jangka pendek. Dalam mengelola sumber daya manusia di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung proses terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peran manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai sentral pengelola maupun penyedia sumber daya manusia bagi departemen lainnya.

Saturday, October 22, 2011

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN POLA HIDUP MASYARAKAT
           Pembangunan yang telah berlangsung selama tiga dasa warsa lalu lebih berorientasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development) dengan mengeksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.  Untuk mendukung orientasi pembangunan tersebut diciptakan paradigma pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berbasis negara (state-based resource management), yang pada kenyataannya merupakan paradigma pembangunan yang berbasis pemerintah (government-based resource management). Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi cenderung bersifat eksploitatif dan mengabaikan kaidah-kaidah kelestarian, konservasi, dan keberlanjutan.  Konsekuensi yang ditimbulkan adalah timbulnya dampak negatif yang berupa degradasi kualitas sumberdaya alam serta pencemaran lingkungan hidup yang serius seperti yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Degradasi kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup (ecological losses) secara empiris juga berarti:
1.  Menghilangkan sebagian sumber-sumber kehidupan dan mata pencaharian masyarakat (economic resources losses); (2) Mengerosi kearifan lokal melalui perusakan sistem pengetahuan, teknologi, institusi, religi, dan tradisi masyarakat lokal (social and cultural losses); dan (3) Mengabaikan hak-hak masyarakat dan kemajemukan hukum dalam masyarakat (the political of legal pluralism ignorance). Dari perspektif hukum dan kebijakan publik, degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup lebih dilihat sebagai akibat dari anutan politik hukum dan kebijakan pemerintah untuk mendukung pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Instrumen hukum (legal instrument) yang diproduk pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan (state law) selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini cenderung memperlihatkan karakteristik yang bersifat eksploitatif, sentralistik, sektoral, represif, mengabaikan hak-hak masyarakat, dan mengingkari adanya kemajemukan hukum dalam komunitas-komunitas masyarakat.
 Keadaan tersebut membutuhkan  perbaikan hukum  yang tetap mendukung pembangunan  yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang berbasis kelestarian lingkungan, khususnya mencakup aspek wawasan, orientasi dan instrumen hukum yang menjamin kelestarian lingkungan hidup, desentralistik, akomodatif terhadap penguatan kelembagaan  dan kearifan Pemanfaatan sumberdaya alam dalam pembangunan harus dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan sumberdaya alam  dengan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan. Pola konsumsi sumberdaya alam seharusnya memberi kesempatan dan peran-serta masyarakat serta memberdayakan masyarakat untuk dapat mengelola sumberdaya alam secara optimal dan lestari .  Masih sangat terbatas kebijakan yang secara eksplisit mendorong pada pola produksi dan konsumsi yang optimal dan berkelanjutan.  Selain itu, pola konsumsi yang dikaitkan dengan peningkatan gizi dan kesehatan masih merupakan masalah utama bagi daerah-daerah. Dalam sebagian kehidupan masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang gaya hidup konsumtif, karena sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di mana image atau citra menjadi sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia informasi dan komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti pencemaran, degradasi lahan kritis, dan kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung berkembang sebagai dampak dari pola produksi/ industri dan konsumsi yang berlebihan. Konsumsi energi meningkat sekitar 5-8% per tahun. Konsumen terbesar adalah sektor industri (49%), transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk kebutuhan rumah tangga.  Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan meningkainya aktivitas ekonomi di pelbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju peningkatan konsumsi energi yang secara langsung juga akan meningkatkan emisinya. Untuk mencegah dan mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan produksi sumberdaya energi perlu segera ditangani secara tepat dan cermat. Semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya air, maka pola konsumsi air harus mempertimbangkan sumberdaya air di masa mendatang. Bidang agrokompleks masih akan tetap menjadi konsumen terbesar. Walaupun demikian, di beberapa wilayah, persaingan pemanfaatan sumberdaya air akan canderung menajam antara pertanian, industri dan rumah tangga. Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sebagai. Salah satu tantangan pokok abad 21 adalah agar kualitas hidup manusia terus meningkat dan pembangunan tetap berlanjut. Dalam kaitan ini, hal yang sangat penting adalah bagaimana mengaktualisasikan konsep pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen dan arahan untuk melakukan tindakan nyata dalam berbagai kegiatan pembangunan. Sesuai dengan perhatian dan kepentingan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan pembangunan serta menjamin kelestarian bumi dengan segala isi dan kehidupannya, maka  dimensi penting dalam pembangunan SDA-LH, adalah: 
1).  kerja sama sinergis antar daerah,
2).  pengendalian kependudukan,
3).  penanggulangan dan pengentasan kemiskinan,
4).  optimalisasi pola konsumsi sumberdaya alam,
5).  perlindungan dan peningkatan kesehatan lingkungan,
6).  penataan ruang, pemukiman dan perumahan,
7).  integrasi lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pembangunan.
Dipahami bahwa sebagai masyarakat yang sedang membangun, segala cita-cita, tujuan, dan sasaran hanya dapat dicapai apabila institusi yang ada mampu menggerakan segala potensi daerah yang tersedia dan peniadakan berbagai hambatan yang menghadang. Kemampuan institusi akan meningkat apabila sumberdaya manusia yang menjalankan dan menggerakkannya mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan demikian peningkatan sumberdaya manusia dan pemberdayaan masyarakat merupakan ujung tombak dari semua Program Pembangunan. Penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan harus dijadikan program penting dalam menjamin pembangunan yang berkelanjutan, karena kemiskinan selain akan menjadi beban pertumbuhan juga akan menjadi penyebab degradasi sumberdaya alam – lingkungan hidup. Masyarakat miskin tidak akan mampu memelihara SDA-LH apalagi memulihkan kerusakannya. Di lain pihak, kemiskinan juga dapat terjadi akibat degradasi kualitas SDA-LH dan pemutusan akses masyarakat terhadap sumberdaya milik bersama (common property resources). Karena itu pengelolaan sumberdaya alam merupakan upaya penting dalam kaitannya dengan penanggulangan kemiskinan.

Thursday, October 20, 2011

Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi

Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan - Belajar Ilmu Akutansi / Accounting
A. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

Wednesday, October 19, 2011

KEGUNAAN DAN YANG MENGGUNAKAN INFORMASI AKUNTANSI

KEGUNAAN DAN YANG MENGGUNAKAN INFORMASI AKUNTANSI

1. Tentukan bagaimana cairan bisnis Anda. Dengan menghitung rasio yang dapat Anda menentukan apakah Anda memiliki cukup aset untuk membayar utang saat ini Anda saat ini. Hal ini terutama penting jika Anda memiliki satu atau lebih pelanggan yang lambat untuk membayar Anda dan Anda cemas menunggu pembayaran mereka.
2. Menilai solvabilitas jangka panjang Anda. Solvabilitas adalah kemampuan untuk membayar jangka panjang utang. Jika Anda kekurangan uang tunai, Anda akan dapat membayar jangka panjang kewajiban? Bahkan jika Anda memiliki arus kas yang baik hari ini, apakah ada kemungkinan ini dapat berubah? Kita harus berpikir jangka panjang sehingga bisnis kami dapat terus beroperasi secara efektif.
3. Menyediakan snap shot dari seberapa baik, yaitu, efisien, bisnis Anda berjalan. Laporan laba rugi adalah tempat yang baik untuk melihat seberapa baik, atau buruk, operasi yang menghasilkan pendapatan dan mengelola biaya.
4. Memperoleh pembiayaan luar. Seorang bankir atau investor akan ingin untuk meninjau laporan keuangan Anda dan melakukan analisis mereka sendiri pada nomor. Kemampuan Anda untuk mendapatkan pembiayaan akan didasarkan pada hasil tersebut.
5. Membuat keputusan pembelian, seperti sebuah truk baru atau peralatan, atau keputusan     bisnis lain seperti pindah ke tempat (atau lebih kecil) lebih besar.
Informasi yang dilaporkan pada neraca dan laporan laba rugi benar-benar kekayaan pengetahuan. Banyak orang menggunakan ungkapan "angka tidak berbohong." Angka-angka ini, jika digunakan dan dianalisis secara teratur, akan membantu Anda membuat bisnis yang sangat efektif dan efisien. Dalam usaha kali ekonomi, penggunaan data secara teratur akuntansi Anda akan terbukti bermanfaat bagi keberhasilan jangka panjang dari bisnis Anda.

Tuesday, October 18, 2011

PENGANTAR INFORMASI AKUNTANSI

PENGANTAR INFORMASI AKUNTANSI
Siapa saja pihak-pihak yang memakai informasi akuntansi? Pihak yang memakai informasi akuntansi dibedakan menjadi dua, yaitu pemakai intern dan ekstern.

-  Pemakai intern
Pemakai intern merupakan pihak yang mengelola kegiatan usaha, yaitu pimpinan perusahaan. Pimpinan merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan. Dengan menggunakan informasi akuntansi, pimpinan melakukan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan pengevaluasian kinerja perusahaan.

-  Pemakai ekstern
Pemakai ekstern yang memakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pemilik perusahaan (investor). Pemilik merupakan pihak yang menyetorkan modal
    untuk kegiatan usaha. Pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui
    posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
b. Kreditor. Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan
    sebagai tambahan modal. Informasi akuntansi diperlukan kreditor sebagai dasar untuk
    memberikan pinjaman.
c. Pemerintah. Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk menetapkan besar
    pajak yang ditanggung perusahaan. Pajak perusahaan digunakan untuk melaksanakan
    pembangunan.
d. Karyawan. Karyawan adalah sumber daya manusia yang berperan memajukan kinerja
    perusahaan. Dengan laporan keuangan, karyawan bisa mengetahui kemampuan
    perusahaan dalam memberikan upah, dana pensiun, dan kesempatan kerja.
e. Masyarakat. Perusahaan yang berkembang turut andil dalam perekonomian nasional,
    seperti penyediaan lapangan kerja dan manfaat sosial lainnya. Kemampuan perusahaan
    terhadap dua hal tersebut bisa diketahui melalui laporan keuangan.


Monday, October 17, 2011

HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN BIDANG-BIDANG LAIN

HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN BIDANG-BIDANG LAIN 
Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia usaha semata. Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang bisnis juga menggunakan data akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi. Semua orang akan berhubungan dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan aspek keuangan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin modern, akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.
BIDANG – BIDANG AKUNTANSI
1. Akuntansi Keuangan merupakan bidang akuntansi terutama yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan yang ditujukan terutama kepada pihak-pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditor, lembaga pemerintah, pelanggan, pemasok dan masyarakat.
2. Akuntansi Manajemen merupakan bidang akuntansi yang termasuk didalamnya akuntansi keuangan dan data-data keuangan estimasian yang berguna bagi manajer untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari dan merencanakan masa depan operasi perusahaan.
3. Akuntansi Biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan biaya biaya perusahaan. Akuntansi biaya ini bermanfaat bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan biaya-biaya perusahaan.
4. Perpajakan merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan perencanaan penghitungan, pencatatan dan pelaporan pajak-pajak yang menjadi kewajiban perusahaan untuk dibayarkan kepada pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.
5. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing) merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan kewajaran pencatatan dan pelaporan keuangan yang disusun dan dipublikasikan oleh manajemen perusahaan.
6. Penganggaran merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana secara terinci untuk mencapai sasaran yang ditetapkan perusahaan seperti penjualan, biaya, aset dan laba.
7. Perancangan Sistem Informasi merupakan bidang akuntansi yang meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan internal maupun eksternal yang akan membantu manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya operasi perusahaan.
8. Pemeriksaan Internal merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dan untuk menjamin bahwa para karyawan dan bagian bagian dari perusahaan telah melaksanakan prosedur dan rencana yang ditetapkan manajemen
9. Akuntansi Pemerintahan atau Sektor Publik merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan keuangan pada organisasai pemerintahan atau organisasi yang memberikan jasa publik
10. Konsultasi Manajemen merupakan jasa yang dapat diberikan oleh akuntan selain yang berhubungan dengan akuntansi seperti studi kelayakan, susunan organisasi, analisis data ekonomi dan lain-lain