Pages

Sunday, November 20, 2011

BKM/LKM SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA


BKM/LKM
SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA

Sebagai suatu organisasi nirlaba, BKM/LKM lebih berorientasi pada visi/misinya ketimbang untuk mencari keuntungan (laba), yaitu mendukung, mendorong serta memperperkuat berbagai kepentingan masyarakat guna perbaikan sehingga menjadi lebih baik.
Keuntungan yang diperoleh oleh BKM /LKM selama menjalankan kegiatan-kegiatannya akan didayagunakan kembali melalui penyelenggaraan berbagai program kerja dalam rangka pencapaian visi/misi keberadaan BKM/LKM. Hal inilah juga yang membedakannya dengan organisasi profit. Pada organisasi profit, yang memang berorientasi semata keuntungan, berbagai laba yang diperolehnya akan
dinikmati hanya oleh pihak-pihak yang menjadi “pemiliknya”.

·        Ciri-ciri Organisasi Profit dan Nonprofit (BKM/LKM)

A.    Aspek Organisasi Profit BKM/LKM

1.      Kepemilikan
Pendiri, Pemilik Modal Komunitas, Pengelola ditetapkan berdasarkan musyawarah komunitas

2.  Orientasi

Keuntungan Ekonomi (Laba) Keuntungan yang diperoleh dinikmati oleh pemilik. Visi/misi: Pemberdayaan masyarakat. Keuntungan yang diperoleh didayagunakan kembali untuk menjalankan berbagai program kerja guna mencapai visi/misi

3.   Sumber Pendanaan
Investor dan Pengguna jasa/produk,Donasi, CSR, APBN/APBD
4.   Jenis Layanan
Produk dan atau Jasa Layanan Berbagai program dan layanan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan dan layanan public komunitas yang dilayaninya



5.      Pertanggungjawaban
Pada pemilik dan investor, Komunitas yang dilayaninya, Publik, serta Pihak-pihak yang menjadi sumber pendanaan. Sebagai suatu organisasi nirlaba, BKM/LKM membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi profit dan pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak berdasar pada pertimbangan ekonomi semata, Namun, terutama pada perbaikan dan peningkatan kehidupan komunitas yang dilayaninya; Memberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan potensipotensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati merupakan ciri khas pelayanan organisasiorganisasi nirlaba.
Manusia, di dalam organisasi nirlaba (BKM/LKM), menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender, keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan. Pengelolaan BKM/LKM, membutuhkan kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan masyarakat
















Komponen-komponen dalam Pengelolaan Organisasi Nirlaba
Suatu organisasi adalah sebuah sistem terbuka yang dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya.
Demikian pula halnya dengan organisasi nirlaba semacam BKM/LKM. BKM/LKM bukanlah suatu organisasi
yang tertutup. Keberadaan BKM/LKM sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di komunitasnya,
baik itu faktor sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain-lain. Kehadiran BKM/LKM dengan visi/misinya
pun juga sesungguhnya adalah untuk mempengaruhi dan mendorong komunitasnya untuk menangani
berbagai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan.
Situasi saling mempengaruhi tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:

Untuk mencapai visi/misinya, BKM/LKM mendayagunakan sumberdaya yang ada di lingkungannya sebagai
suatu masukan (input). BKM/LKM kemudian mengelola dan menjadikannya sebagai suatu layanan bagi
KSM dan komunitas. BKM/LKM pun berinteraksi dengan lingkungannya sebagai suatu subsistem dari
sebuah sistem yang lebih besar.
Untuk mengelola dan menjalankan berbagai layanan bagi KSM dan komunitasnya, BKM/LKM ditopang
oleh 3 komponen utamanya sebagai suatu subsistem dari sistem kelembagaan BKM/LKM. Ketiga
komponen utama tersebut adalah sebagai berikut:

Subsistem
Manajemen
Merupakan subsistem yang menentukan visi/misi, tujuan, strategi,
berbagai kebijakan dan aturan, prosedur, pelaksanaan, tugas, dan ukuranukuran
hasil yang dicapai oleh BKM/LKM. Subsistem manajeman
menentukan cara-cara BKM/LKM berinteraksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, juga menentukan kedua subsistem lainnya, yaitu
manusia dan tugas.
Subsistem
Manusia
BKM/LKM membutuhkan orang-orang untuk menjalankan berbagai fungsi
yang ada di dalam subsistem manajemen. BKM/LKM melakukan upaya
untuk menarik orang-orang dan menempatkannya segera setelah
bergabung. BKM/LKM melakukan sejumlah upaya agar para pengelolanya
memiliki kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi subsistem
manajemen.
Subsistem
Tugas
Subsistem tugas adalah bagian yang merubah masukan sumberdaya utama
yang digunakan oleh BKM/LKM menjadi suatu layanan bagi KSM dan
komunitasnya.
Ketiga subsistem utama kelembagaan BKM/LKM tersebut saling berinteraksi dan saling. Perubahan pada
salah satu akan mempengaruhi yang lain. Misalnya, suatu kebijaksanaan yang baru akan langsung
segera mempengaruhi cara kerja dan pandangan para pengelola serta relawan terhadap pekerjaannya.
Demikian pula halnya dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar BKM/LKM akan segera
mempengaruhi satu atau lebih subsistem kelembagaan BKM/LKM. Misalnya, sumber dana utama
BKM/LKM berhenti atau berkurang drastis. Hal ini akan mempengaruhi subsistem manajemen. Pada saat
bersamaan, para pengelola tentunya akan merasakan berbagai perubahan dan mereka akan bereaksi
terhadap perubahan tersebut. Pada akhirnya, berbagai penyesuaian yang terjadi sebagai akibat dari
berkurangnya dana akan mempengaruhi subsistem tugas.
Berbagai perubahan yang terjadi di luar BKM/LKM telah, sedang, dan akan terus berlangsung. Terlebih
perubahan-perubahan yang terjadi di bidang teknologi. Penggunaan komputer dan internet telah
mengubah secara dramatis pandangan orang-orang tentang cara kerja. Pada organisasi perusahaan
perakitan, misalnya, perubahan teknologi bisa berdampak terhadap nasib kaum buruh, yakni pemutusan
hubungan kerja.

No comments:

Post a Comment