Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung
koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Penyakit jantung koroner
juga disebut penyakit arteri koroner. Penyakit
jantung koroner biasanya disebabkan oleh kondisi yang disebut
aterosklerosis, yang terjadi ketika bahan lemak dan zat-zat lainnya membentuk
plak pada dinding arteri. Hal ini menyebabkan arteri yang dialiri darah menjadi
sempit. Karena aliran sempit pada arteri koroner, darah ke jantung menjadi
lambat bahkan berhenti. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina stabil),
sesak napas, serangan jantung, dan gejala
lain, terutama ketika sedang beraktifitas.
Penyakit jantung koroner
adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat, sedangkan di Indonesia
menjadi masalah penyakit tidak menular ketiga terbesar baik pria maupun wanita.
Sebelum berbicara masalah pengobatan
jantung koroner, ada beberapa hal yang meningkatkan resiko penyakit
jantung:
- Pria di usia 40-an memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita. Tapi uniknya perempuan yang semakin tua (terutama setelah mereka mencapai menopause) beresiko hampir sama dengan seorang pria.
- Keturunan dapat menjadi risiko. Bagi mereka yang sudah menderita penyakit jantung koroner, aka nada peluang besar untuk menurunkan kepada anaknya, dan jika ini terjadi anak tersebut mau tidak mau mendapatkan perhatian khusus sejak lahir terutama dalam hal pengobatan jantung koroner yang diidapnya.
- Diabetes dan penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung koroner.
- Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko dari penyakit arteri koroner dan gagal jantung.
- Perokok memiliki risiko lebih tinggi dibanding bukan perokok.
Pengobatan jantung koroner
Untuk
pengobatan jantung koroner, mungkin ada beberapa pengujian yang akan dilakukan
tim medis seperti:
- Coronary angiography / arteriografi : prosedur invasif yang dirancang untuk mengevaluasi arteri jantung di bawah x-ray
- CT angiography : cara non-invasif untuk melakukan angiografi koroner
- Echocardiogram
- Elektrokardiogram (EKG)
- Elektron-beam computed tomography (EBCT) untuk mencari kalsium dalam lapisan arteri. Semakin banyak kalsium, semakin tinggi peluang Anda untuk penyakit jantung koroner .
- Resonansi magnetik angiography
Tidak jarang
penderita penyakit jantung koroner akan diminta untuk mengkonsumsi satu atau
lebih obat-obatan. Kenapa? Karena dalam rangka pengobatan jantung koroner ada
beberapa yang harus menjadi perhatian, seperti pemberian obat tekanan darah,
diabetes, atau kadar kolesterol tinggi.
Ikuti petunjuk dokter dekat untuk membantu mencegah penyakit arteri koroner
dari semakin buruk. Beberapa obat yang mungkin akan diberikan seperti ACE
inhibitor (mengurangi tekanan darah), diuretik,aspirin, beta blocker, nitrat,
statin, dll. Langkah operasi juga hal yang tidak jarang kita temukan sebagai
terapi bagi mereka yang sudah tidak bisa diobati melalui jalan obat-obatan.
Apakah
Penyebab Dari Penyakit Jantung Koroner ?
|
KATETERISASI
JANTUNG - ARTERIOGRAFI KORONER
Tindakan Deteksi Penyempitan Pembuluh Darah Koroner Untuk Mengetahui Lebih Dini Adanya Ancaman Serangan Jantung Koroner
PTCA (PCI)
Tindakan Pelebaran Penyempitan Pembuluh Darah Koroner Dengan Balon (Tanpa Operasi)
Apa penyebab
dari Penyakit Jantung Koroner?
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa
faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
Bila Anda menyandang salah satu atau beberapa faktor
resiko tersebut diatas, Anda dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan
jantung Anda kepada seorang ahli. Adanya dua atau lebih faktor resiko akan
berlipat kali menaikkan resiko total terhadap Penyakit Jantung Koroner.
Deteksi
Penyakit Jantung Koroner
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya Penyakit Jantung Koroner antar lain : ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal sebagai Kateterisasi).
Dengan pemeriksaan ECG dapat diketahui kemungkinan
adanya kelainan pada jantung Anda dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila
dianggap perlu Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Treadmill Echokardiografi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut kemungkinan
Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99
- 100%) untuk memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.
Apakah
Kateterisasi Jantung?
Kateterisasi Jantung merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk memeriksa struktur serta fungsi jantung, termasuk ruang jantung, katup jantung, otot jantung, sserta pembuluh darah jantung termasuk pembuluh darah koroner, terutama untuk mendeteksi adanya pembuluh darah jantung yang tersumbat.
Prosedur tersebut dilakukan oleh Dokter Spesialis
dengan menggunakan alat Angiografi. Dengan pemberian zat kontras melalui kateter, dokter
dapat mengetahui secara tepat letak, luas, serta berat atau derajat
penyempitan pembuluh darad koroner. Hasil akan
di rekam secara jelas di dalam film atau CD (Compact Disc)
Bagaimana dengan hasil Kateterisasi Jantung? Dokter Anda akan menjelaskan hasil film yang direkam selama tindakan dan kemungkinan pengobatan selanjutnya. Bila hasil dari film tersebut diketahui adanya penyempitan pembuluh koroner, maka dokter akan memberitahukan tindakan pengobatan selanjutnya apakah cukup dengan obat atau dengan tindakan pelebaran bagian pembuluh darah jantung yang menyempit atau tersumbat dengan menggunakan alat alat tertentu atau ditiup, Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty, di singkat PTCA atau akhir akhir ini disebut Percutaneous Coronary intervention yang disingkat PCI; atau harus dilakukan Operasi Jantung Terbuka (Open Heart Surgery) untuk memasang pembuluh darah baru menggantikan pembuluh darah jantung yang tersumbat Coronary Artery Bypass Surgery disingkat CABG.
Bagaimana
dengan resiko Kateterisasi Jantung?
Dengan semakin canggihnya peralatan Angiografi dan berkembangnya teknik teknik baru, pada umumnya tindakan kateterisasi secara praktis dianggap tidak ada resiko.
Menurut data statistik dari ribuan pasien yang telah
menjalankan kateterisasi di RS Medistra menunjukkan bahwa angka
keberhasilannya amat tinggi, setingkat dengan yang dilakukan di Amerika
Serikat.
Apa yang
dimaksud dengan tindakan "Peniupan" (PTCA-PCI)?
Tindakan "peniupan" atau "balonisasi" atau "Angioplasti" bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut menjadi terbuka.
Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang -
kadang diperlukan tindakan lain yang dilakukan dalam waktu yang sama, seperti
pemasangan
ring atau cincin penyanggah (Stent), pengeboran kerak di dalam pembuluh darah
(Rotablation) atau pengerokan kerak pembuluh darah (Directional Atherectomy).
Dimana Anda
bisa melaksanakan Kateterisasi/ PTCA-PCI atau tindakan terkait lain tersebut
diatas?
Anda tidak perlu membuang waktu untuk berobat ke Luar Negeri, karena sarana yang ada di RS Medistra setara, atau bahkan dalam beberapa hal, melebihi beberapa sarana yang tersedia di Negara Tetangga kita.
RS Medistra dengan kekhususan bidang Kardiologi memiliki
Angiografi generasi terbaru dengan diperkuat oleh Dokter Spesialis Kardiologi
yang berpengalaman dan cukup dikenal di dalam dan luar negeri, sehingga
menjamin ketepatan diagnosa dan terapi.
Apabila anda akan membuat perjanjian untuk
pemeriksaan dengan Dokter Spesialis Jantung silahkan menghubungi:
|
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.
Jantung Koroner adalah jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan/penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.Apa Penyebab Penyakit Jantung Koroner?
Penyebab jantung koroner adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Kecanduan rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.Pengenalan Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak di dalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira 0,4 detik - yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung.[sunting] Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
- Memasuki usia 45 tahun bagi pria.
Sangat penting bagi kaum
pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk
mencegah datangnya penyakit jantung.
- Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi).
Wanita mulai menyusul
pria dalam hal risiko penyakit jantung setelah mengalami menopause.
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat serangan jantung
di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol
yang tidak normal.
- Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes
meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah,
namun karena kondisi komplikasi jantung mereka.
- Merokok.
Resiko penyakit jantung
dari merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan - jadi tidak mungkin
menyamakan keduanya.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Kegemukan (obesitas).
Obesitas tengah (perut
buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung
memiliki risiko penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah lebih-lebih
lagi.
- Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk
merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung - dan menggantinya dengan
kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil.
- Stress.
Banyak penelitian yang
sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias
jantung yang membahayakan jiwa.
[sunting] Serangan Jantung
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya nadi koroner - atau akibar penggumpalan darah - thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya dipasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark.[sunting] Gejala Serangan Jantung
Gejala-gejala ini untuk setiap orang biasa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan. Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami - rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin napas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih para yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan.Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:
- Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
- Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
- Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
- Palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
No comments:
Post a Comment